Penelitian ini bertujuan mengetahui saluran pemasaran pada CV.Cipta Aksara dan tingkat efisiensi pemasarannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan margin pemasaran, share harga dan rasio keuntungan. Hasil penelitian diperoleh bahwa model saluran pemasaran yang terbentuk dari proses pemasaran telur ayam ras di CV.Cipta Aksara terdiri dari 4 saluran pemasaran dimana saluran terpendek adalah produsenà Konsumen dengan tingkat efisiensi pemasaran 86% dengan tingkat efisiensi lebih dari 50% atau efisien, margin pemasaran Rp.200,- dengan rasio keuntungan Rp.1,5,- sedangkan saluran terpanjang adalah ProdusenàPedagang BesaràPedangan MenengahàPedangan Kecilà konsumen. Dengan tingkat efisiensi yang terbentuk dari setiap saluran menunjukkan nilai lebih dari 50% yang berarti saluran pemasaran yang terbentuk efisien, tingkat margin pemasaran terbesar terbentuk pada saluran pemasaran ke 4 sebesar Rp.925 dengan tingkat rasio keuntungan Rp.9,- yang artinya setiap penambahan Rp.1,- oleh CV. Cipta Aksara maka perusahaan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 9,-
Penelitian dengan tujuan untuk memantau tingkat eksploitasi sumberdaya dengan mengkaji aspek dinamika populasi ikan kembung (Rastrelliger sp) di perairan peisisir pulau Ternate di laksanakan selama pada bulan Juli sampai September 2014 dengan pengumpulan sampel dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap gill net dan mini purse seine. Data hasil pengkuran di analisis dengan menggunakan program Microsoft excel 2010 dan program FISAT untuk mengestimasi aspek dinamika populasi ikan. Hasil yang didapat adalah nilai L∞ = 28.46, nilai K = 0.710/tahun, nilai t0 = -0.24, nilai M = 1.47, nilai F = 1.72, nilai Z = 3.19. hasil ini menunjukan bahwa ikan kembung yang tertangkap oleh nelayan memiliki laju pertumbuhan yang cepat serta tingkat kematian yang tinggi, sehingga umumnya ikan kembung yang tertangkap adalah ikan yang belum melakukan pemijahan. Hasil analisis Y/R dan B/R menunjukan bahwa tingkat eksploitasinya cukup tinggi dengan nilai E = 0.54.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konsentrasi natrium bisulfate dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu mete. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan informasi baru tentang diversifikasi pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi tepung, terkhusus dalam penghilangan rasa kelat dan mempertahankan warna akhir dari tepung jambu mete yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan mutu tepung jambu mete yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan mengkombinasikan faktor K dan T. Masing - masing kombinasi diulang 2 kali ulangan, sehingga diperoleh 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan. Untuk mengetahui beda antar perlakuan, maka dilakukan uji keragaman dengan uji jarak berganda Duncan (JBD) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketentuan standar mutu tepung yang mendekati standar mutu terutama adalah tepung jambu mete dengan perlakuan waktu lama blanching 30 menit (T3) dan konsentrasi natrium bisulfit dengan perlakuan perendaman 1200 ppm (K3) dengan kadar serat kasar : 0,56 % / bk ; kadar air : 9.62 % / bb ; kadar abu dan kadar abu 0.18 %/ bk.
Penelitian yang dilaksanakan di instalasi tambak Crab Riset Station (CRS) di Sungai Bawana Marana Maros Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan untuk melihat parameter kualitas air diantaranya suhu, salinitas, DO dengan terhadap aktivitas molting dan mortalitas pada kepiting bakau (Scylla sp) untuk setiap perubahan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa efek kualitas air terhadap persentase molting Kepiting Bakau terlihat pada hari ke- 40 sampai dengan hari ke -60. Perubahan kualitas air khususnya Disolved oksigen (DO) tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, sedangkan Salinitas dan suhu merupakan parameter kualitas air yang sering mengalami fluktuasi yang signifikan selama 60 hari pengamatan. Kisaran salinitas pada hari ke-40 sampai dengan hari ke – 60 berada pada kisaran 32 – 37 ppt memacu persentase molting pada masing- masing perlakuan, sedangkan suhu berada pada kisaran 28 – 32 0C.
Teripang merupakan salah satu kelas dari filum Echinodermata, dimana tubuh teripang bertekstur lunak, berdaging, berbentuk silindris memanjang seperti ketimun sehingga hewan ini sering disebut ketimun laut. Teripang merupakan organisme bentos yang cara makannya deposit feeding yaitu mengkonsumsi makanan yang tersimpan atau terdeposit dalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makanan dalam lambung teripang sehingga dapat diaplikasikan dalam usaha pemeliharaan teripang. Penelitian dilakukan dengan mengkoleksi sampel teripang secara bebas pada perairan intertidal Desa Suli pada bulan Maret 2014, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis makanan dalam lambung teripang pada laboratorium biologi Universitas Darussalam Ambon pada bulan April 2014. Hasil penelitian terhadap 26 ekor teripang yang terdiri dari 6 jenis yaitu Holothuria scabra, Holothuria atra, Holothuria nobilis, Holothuria axiologa, Bohadschia marmorata dan Bohadcshia graeffei, ditemukan adanya komposisi makanan dalam lambung teripang yaitu fitoplankton dan zooplankton. Komposisi terbesar dalam lambung teripang adalah fitoplankton kelas Diatom/Baccilariophyceae sebesar 56% yang terdiri dari 23 genus.
Kabupaten Merauke yang memiliki potensi yang sangat besar salah satunya adalah potensi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Potensi mangrove yang masih sangat alami mendatangkan kepiting bakau semakin melimpah. Penelitian yang menggunakan data Time series dari Dinas Perikanan dan Kelautan maupun dari laporan tahunan Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Pengambilan data dari tahun 2005 - 2011. Analisis data menggunakan Metode dari Schaefer dan Fox. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Nilai MSY menurut Schaefer dan Fox upaya penangkapan optimum masing-masing sebesar 109059.8191 ton/unit dan 72382.9154 ton/unit, tingkat eksploitasi kepiting bakau menurut Schaefer sebesar 285.6854% dengan jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 87247.8553ton/per unit. Menurut analisis dengan menggunakan Teori Fox didapatkan Tingkat eksploitasinya sebesar 430,44% dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 57906.33ton/tahun. T ingkat Tingkat eksploitasi kepiting bakau di Kabupaten Merauke mengalami kondisi tingkat over explotedatau lebih tangkap.
Pembudidayaan ikan nila, tidak terlepas dari adanya serangan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Langkah awal dalam penanganan penyakit pada ikan nila, adalah dengan mengidentifikasi sumber penyebab penyakit. Penyakit pada ikan nila, diantaranya disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri pada saluran pencernaan ikan nila. Parameter yang diamati berupa pewarnaan gram dan uji biokimia menggunakan Microbact Identification System. Hasil pewarnaan gram dan identifikasi, didapatkan jenis bakteri Aeromonas hydrophila dengan koefisien kesamaan sebesar 99,9%.
Pemanfaatan alga untuk berbagai keperluan industri sangat tergantung pada senyawa penting di dalamnya, sifat fisik, dan sifat kimia senyawa tersebut. Phaeophyceae (alga coklat) mengandung alginat, protein, vitamin C, tannin, iodine, phenol sebagai obat gondok, anti bakteri dan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis alga coklat potensial di perairan pantai desa Hutumuri, Pulau Ambon. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pemanfaatannya alga coklat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014. Pengambilan sampel alga coklat dilakukan dengan cara koleksi bebas pada saat surut, pada saat pengambilan sampel diamati secara visual kondisi substrat tempat tumbuh alga coklat. Pada saat pengambilan sampel alga coklat juga dilakukan pengukuran parameter lingkungan fisika-kimia perairan di beberapa titik yang mewakili lokasi penelitian yang meliputi suhu, salinitas, pH, kecepatan arus, Nitrat dan Phospat. Dari hasil sampling dan determinasi alga coklat di perairan pantai Hutumuri ditemukan tujuh jenis alga coklat. Enam diantaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies yakni Sargassum crassifolium, Sargassum vulgare, Sargassum cinereum, Hormophysa cuneiformis, Turbinaria ornata, Padina Australis dan satu jenis tidak teridentifikasi. Keenam jenis alga coklat yang ditemukan memiliki potensi sebagai sumber alginat, obat-obatan, bioindikator logam berat, sumber makanan dan pupuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan beberapa aspek biologi reproduksi ikan Selar (Selar crumenophthalmus) di perairan Selat Haruku yang meliputi : nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad(TKG), ukuran pertama kali matang gonad, dan indeks kematangan gonad. Pengambilan contoh dilakukan sebanyak enam kali dengan jarak waktu dua minggu sekali, pada awal Mei hingga awal Juli 2014. Contoh ikan diperoleh dari nelayan jaring giob (purse seine yang di daratkan di desa Tulehu. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Iktiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Darussalam Ambon. Jumlah ikan yang diperoleh sebanyak 180 ekor, terdiri atas 106 ekor jantan dan 74 ikan betina. Nisbah kelamin dianalisis dengan uji chi-kuadrat, sedangkan ukuran ikan pertama kali matang gonad dihitung dengan metode Spearmen-Karber. Hasil memperlihatkan bahwa nisbah kelamin jantan: betina adalah 1,0 : 1,0. Panjang ikan selar pertama kali matang gonad adalah 190,72 mm (jantan) dan 221,98 mm (betina), indeks kematangan gonad berkisar 1,7797 - 2,1146% untuk ikan jantan dan 1,4595 – 3,9866% untuk ikan betina.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh inokulasi mikoriza dan salinitas terhadap pertumbuhan semai A. auriculiformis, mengetahui peran mikoriza pada semai A. auriculiformis dalam menghadapi cekaman salinitas dan mengetahui tingkat salinitas yang dapat ditoleransi semai A. auriculiformis yang diinokulasi mikoriza. Penelitian ini dilakukanselama 6 bulan menggunakan RAL Berblok yang terdiri atas 2 faktor yaitu inokulasi jamur endomikoriza (I) dan salinitas (S). Parameter yang diukur dan diamati adalah tinggi semai, diameter batang, jumlah daun dan berat basah total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi jamur endomikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan BBT. Salinitas tidak berpengaruh nyata pada pertambahan diameter dan pertambahan jumlah daun sedangkan interaksi antara inokulasi jamur endomikoriza dan salinitas berpengaruh nyata hanya pada pertambahan jumlah daun.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat potensi maksimum lestari (MSY) ikan kerapu di perairan Selat Makassar, Sulawesi Selatan, meliputi data produksi dan jumlah trip alat tangkap yang digunakan mulai tahun 1998-2007. Data hasil tangkapan ikan menurut jenis alat tangkap dan jenis ikan dilakukan standarisasi alat tangkap melalui pendekatan fishing power index (FPI) terhadap seluruh jenis alat tangkap. Selanjutnya dilakukan estimasi potensi lestari (MSY) menggunakan model Schaefer (1954) dan Fox (1970). Hasil penelitian menunjukkan penangkapan ikan kerapu di perairan Sulawesi Selatan menggunakan alat tangkap berupa payang, dogol, pukat pantai, pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, trammel net, bagan perahu, bagan tancap, rawai tetap, pancing yang lain, sero, bubu dan perangkap yang lainnya. Dengan model Schaefer (1954) diketahui upaya tangkap maksimum (Fopt) sebesar 17,1984.6149 trip per tahun, hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) sebesar 85,992.30745 ton per tahun. Tingkat pemanfaatan pada tahun 2007 sebesar 583.5 ton dengan tingkat upaya penangkapan sebesar 73,355 trip. Model Fox (1970) diketahui upaya tangkap maksimum lestari (Fopt) sebesar 124,984 trip per tahun, hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) sebesar 1,551.927677 ton per tahun. Berdasarkan kedua model estimasi tersebut diketahui setiap penambahan satu satuan unit upaya penangkapan (trip) akan berdampak pada pengurangan nilai hasil produksi ikan kerapu.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses produksi kopi jahe instan, mengetahui besarnya keuntungan industri kecil,, dan menganalisis besarnya nilai tambah pengolahan kopi jahe instan. Metode analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis kualitatif mengenai proses produksi kopi jahe instan dan analisis kuantitatif, yaitu analisis pendapatan dan nilai tambah Metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan proses produksi kopi jahe instan adalah : a) kopi dan jahe dicuci bersih lalu jahe dikupas dan diiris; b) kopi dan jahe dijemur; c) kopi dan jahe disangrai secara terpisah; d) kopi dan jahe digiling secara terpisah hingga menjadi bubuk; e) bubuk kopi dan jahe dicampur; f) pengemasan; g) pemasaran. Besarnya pendapatan industri kecil kopi jahe instan adalah Rp 103.706.496 per tahun. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan 1 kg bahan baku kopi jahe adalah Rp. 26.355,52 per kg. Nilai tambah yang diperoleh masih merupakan nilai tambah kotor, karena belum dikurangi dengan imbalan tenaga kerja. Rasio nilai tambah yang diperoleh yaitu 57,29%, berarti dalam pengolahan kopi dan jahe menjadi produk bubuk kopi jahe, memberikan nilai tambah sebesar 57,29% dari nilai produk. Imbalan tenaga kerja pengolahan kopi jahe yaitu sebesar Rp 4.750 atau 18,02 % dari nilai tambah. Sedangkan keuntungan adalah sebesar Rp 21.605,52 atau 81,98 % dari nilai produk.